Asal-Usul Nasi Kucing

Asal Usul Nasi Kucing yang Jarang Diketahui

Nasi kucing adalah salah satu variasi nasi campur yang dihidangkan dengan porsi kecil.

Biasanya, hidangan ini  dibungkus daun pisang, dengan lauk sederhana seperti sambal, tempe orek, atau ikan teri.

Baca Juga: Asal Usul Nasi Bogana, Nasi Campur Khas Jawa Tengah

Mengenal Apa Itu Nasi Kucing

Nasi kucing adalah makanan yang berasal dari Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang.

Kata “nasi kucing” berarti “nasi untuk kucing” karena porsinya yang kecil. Makanan ini termasuk nasi campur tapi dengan porsi yang lebih sedikit.

Kata tersebut berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang memelihara kucing dan memberikan makanan untuk peliharaannya dengan porsi kecil.

Porsi makanan ini umumnya sedikit, biasanya ditambah sambal, ikan bandeng/teri, dan tempe, lalu dibungkus daun pisang.

Asal-Usul

Angkringan mulai berkembang di wilayah Solo dan Yogyakarta. Angkringan awalnya hanya menjual menu terikan.

Terikan adalah makanan khas Jawa Tengah menggunakan kuah kental bersamaan lauk tempe atau daging.

Pada saat itu juga angkringan menyajikan jadah (ketan) bakar, getuk, kacang, singkong, dan aneka sate.

Selain itu, angkringan menyajikan nasi yang lambat laun menggeser terikan sebagai menu utama di angkringan.

Nama nasi kucing sendiri merujuk kepada lauk-pauknya. Pada awalnya, nasi berisi sambal, nasi, dan gereh pindang. Ternyata, gereh pindang sendiri adalah lauk untuk kucing.

Namun, banyak masyarakat yang mengira bahwa penamaan tersebut karena porsinya yang sedikit.

Sampai saat ini, nasi ini punya harga yang murah karena porsinya yang kecil. Makanan ini juga cocok dijadikan sebagai penunda lapar.

Filosofi

Makanan melambangkan kesederhanaan yang terlihat dari porsinya yang kecil dengan lauk sederhana.

Kesederhanaan hidangan ini dapat terlihat dari tampilannya yang sederhana karena menggunakan daun pisang dan kertas nasi.

Filosofi lainnya adalah mencerminkan etika perempuan Jawa saat makan. Sedikit demi sedikit mencerminkan cara perempuan Jawa saat makan.

Hal itu masih berkaitan dengan kebiasaan perempuan Jawa jaman dulu yang dilarang menunjukan kelahapan saat makan di depan publik. Kesederhanaan, secukupnya, adalah filosofi yang ingin ditonjolkan dari makanan ini.

Isian:

  • Sambal teri
  • Orek tempe basah
  • Telur dadar
  • Mie goreng
  • Ayam suwir
  • Sate
  • Telur puyuh

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *